Perubahan yang terjadi dari zaman ke zaman selalu saja membawa dampak
yang baik namun juga tak dapat dipungkiri bahwa dampak buruk juga selalu
mengiringinya. Tergantung bagaimana kita sebagai manusia dalam menyikapinya.
Dulu, internet merupakan hal yang mewah dan hanya bisa dijangkau oleh
kalangan tertentu. Namun, saat ini bahkan orang-orang yang hidup dibawah kolong
jembatan pun mampu bergerak bebas menjelajahi internet. Kita tahu bahwa banyak
situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Netlog, ataupun
Instagram yang pada awalnya dipelopori oleh Friendster pun sudah banyak
bermunculan. Sampai pada yang belum lama ini diluncurkan yaitu Boobstaggram.
Situs ini mungkin tidak akan pernah kompatibel dengan kehidupan di Indonesia.
Boobstagram merupakan sebuah situs yang dibuat oleh dua orang
pengusaha asal Prancis dengan tujuan untuk memerangi kanker payudara. Sungguh
tujuan yang mulia, hanya saja sayang sekali cara ini mungkin akan menjadi
polemik baru bagi Indonesia. Setiap wanita dalam situs ini diperkenankan untuk
mengirimkan foto payudaranya dengan gaya yang bebas sesuai dengan keinginan masing-masing. Gayanya boleh saja
bebas, tetap saja yang diambil hanyalah gambar payudaranya. Tidak
tanggung-tanggung, situs ini memiliki motto yang berbunyi: “Montrer
ses seins sur le web c'est bien, les montrer à son médecin c'est mieux” atau
dalam bahasa inggrisnya: “Showing your boobs on the web is good, showing them
to your doctor is better” yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka
akan menjadi seperti ini: “Menunjukkan payudara anda di web itu bagus,
menunjukkan payudara kepada dokter lebih bagus lagi”.
Sebenarnya, Boobstagram merupakan repost dari jejaring sosial berbagi
foto Instagram. Namun pada Boobstagram, pengguna jejaring yang mayoritas wanita
itu bebas menunjukkan payudaranya yang sebagian besar dalam balutan bra atau
pakaian minim dengan berbagai pose.
Sejauh ini jejaring sosial itu telah mengumpulkan lebih dari 24 ribu gambar payudara perempuan. Bahkan halaman jejaring tersebut telah muncul di Facebook dan menarik perhatian sebanyak lima ribu “like” dan komentar.
Sejauh ini jejaring sosial itu telah mengumpulkan lebih dari 24 ribu gambar payudara perempuan. Bahkan halaman jejaring tersebut telah muncul di Facebook dan menarik perhatian sebanyak lima ribu “like” dan komentar.
Sebelumnya jejaring sosial Facebook juga telah membeli aplikasi mobile
Instagram itu sebesar 1 miliar dolar AS. Kedua pencipta Boobstagram itu dengan
jujur mengatakan bahwa mereka bukan ahli bedah atau ahli kanker. Namun upaya
mereka menciptakan Boobstagram dinilai dapat berkontribusi pada pencegahan
kanker payudara melalui publikasi foto-foto tersebut.
Pustaka: