Jika
kita berbicara tentang karya sastra dunia mungkin kebanyakan orang hanya akan
mengingat nama-nama seperti William Shakespeare, Jalaluddin Rumi, ataupun
Kahlil Gibran. Meskipun ada, cenderung hanya sedikit orang-orang khususnya
Indonesia yang tahu tentang seorang penyair asal Russia yang bernama lengkap Alexandr Sergeyevich Pushkin ini,
atau yg kebanyakan oleh penyair lama di Indonesia ditulis dengan Alexander Sergejewitsj
Pusjkin dan dalam bahasa Russia di tulis seperti ini: Алекса́ндр Серге́евич
Пу́шкин.
Pusjkin adalah seorang penyair besar yang lahir
di Moskow sebagai seorang bangsawan Russia. Fakta yang luar biasa adalah salah
satu dari kakek buyutnya yang bernama Abraham Petrovich Gannibal merupakan
seorang budak yang dibawa dari afrika, kemudian menjadi seorang Aristokrat. Bakat
Pusjkin sudah diakui secara luas dalam Sastra Russia pada saat puisi pertamanya
diterbitkan di usianya yang ke-15, ketika dia menjadi bagian dari kelas yang
menjadi lulusan pertama pada Lyceum Imperial yang bergengsi di Tsarskoe Selo,
yang berdekatan dengan Saint Petersburg.
Pusjkin secara bertahap menjadi orang yang
berkomitmen untuk reformasi sosial dan muncul sebagai seorang juru bicara
sastra yang radikal. Hal ini membuat marah pihak Pemerintah pada saat itu
sehingga dia diasingkan dari Ibukota (1820). Pusjkin pergi ke Kaukasus dan
Krimea, kemudian ke Kamenka dan Chişinău.
Puisi panjang Pusjkin yang pertama berjudul
“Ruslan dan Lyudmila” (Ruslan & Ludmila) diterbitkan di usianya yang ke-22
pada tahun 1820 ketika berada di tempat pengasingan. Di tempat pembuangan ini dia
bergabung dengan Eteria Filiki (sebuah organisasi rahasia yang bertujuan untuk
menggulingkan Pemerintahan Ottoman di Yunani dan mendirikan sebuah negara
Yunani yang independen). Dia sangat terinspirasi oleh Revolusi Yunani ini
sehingga pada saat perang melawan Turki Ottoman pecah, dia membuat catatan
harian yang merekam peristiwa pemberontakan nasional yang besar itu.
Ia tinggal di Chişinău sampai tahun 1823 dan
menulis dua puisi romantis yang berjudul “The Captive of the Caucasus” (Tawanan
dari Kaukasus) dan “The Fountain of Bakhchisaray” (Air Mancur Bakhchisaray).
Pada tahun 1823 Pusjkin pindah ke Odessa, dimana ia kembali bentrok dengan
Pemerintah yang berujung pada pengasingannya ke rumah Ibunya di Pedesaan Mikhailovskoe
(dekat Pskov) 1824-1826. Namun, ada beberapa orang dari pihak berwenang
memperbolehkannya untuk mengunjungi Tsar Nicholas I untuk memohon
pembebasannya, yang akhirnya didapatkannya. Akan tetapi, beberapa pemberontak
telah menyimpan beberapa puisi politisnya diantara dokumen mereka yang kemudian
menyebabkan Pusjkin mendapat pengawasan ketat dari Pemerintah dan tidak dapat
bepergian ataupun menerbitkan karyanya sesuka hati.
Pada tahun 1831, selama masa pertumbuhan
pengaruh sastranya, Pusjkin bertemu dengan salah satu dari penulis besar Russia
sebelumnya yang bernama Nikolai Gogol. Setelah membaca cerita pendek dari
cerita Gogol tentang suatu sore di sebuah peternakan di dekat Dikanka1831-1832,
Pusjkin mendukungnya secara kritis dan akan menampilkan beberapa cerita pendek Gogol
yang paling terkenal di majalah The Kontemporer, yang ia didirikan pada tahun
1836.
Kemudian, Pusjkin dan kekasihnya Natalya
Goncharove menjadi suami dan istri yang sah. Setelah dipertimbangkan, akhirnya
Natalya mau menerima lamaran Pusjkin pada Bulan April 1830, namun tidak sebelum
mendapatkan jaminan bahwa Pemerintah Tsar tidak memiliki niat untuk menganiaya
penyair liberal. Mereka berdua resmi bertunangan pada 6 Mei 1830, dan
menyebarkan undangan pernikahan. Namun, karena ada wabah kolera dan sebab-sebab
yang lain, akhirnya pernikahan itu ditunda selama setahun. Upacara pernikahan
mereka berlangsung pada tanggal 18 Februari 1831 (Old Style) di Gereja Besar Ascension
di Bolshaya Nikitskaya Street di Moskow.
Pada 1837, Pusjkin jatuh ke dalam utang yang sangat-sangat
besar dan rumor skandal yang memalukan bahwa istrinya telah memulai hubungan
cinta dengan pria lain. Sebagai tanggapan, ia pun menantang terduga kekasih
Natalya yang tidak lain adalah kakak ipar Natalya yang bernama Georges d'Anthès
untuk berduel yang menyebabkan kedua orang terluka parah. Ditembak di bagian
limpa, Pusjkin meninggal dua hari kemudian. Kematian dini Pusjkin
pada usia 37 masih dianggap sebagai bencana bagi sastra Russia. Rumah terakhirnya sekarang menjadi museum.
Jika anda adalah penikmat puisi maka anda
adalah orang yang sangat beruntung jika telah membaca puisi-puisi karyanya.
Berikut saya sertakan 3 puisi dari Pusjkin, Jika anda berkenan untuk
membacanya, klik saja pada judul yang tersedia di bawah ini.
Pustaka:
Taslim Ali. M., 2006, Puisi Dunia 1 Gema Slavia dan Latin, Balai Pustaka, Jakarta
No comments:
Post a Comment